STAIN Parepare-Prosposal perubahan bentuk atau transformasi STAIN Parepare menjadi IAIN Parepare yang telah diajukan pada tahun 2014 lalu, akhirnya STAIN Parepare divisitasi oleh beberapa perwakilan dari 3 kementerian Republik Indonsia , Minggu 10 September 2017.
Tim visitasi yang berasal dari Jakarta ini terdiri dari beberapa perwakilan kementerian seperti Hanung Bahyono, SH., LL. M asisten Deputi Pengembangan Manusia dan Kebudayaan Kementerian sekretariat Negara, Drs. Afrizal Zen, M.Si selaku kepala Biro Ortala sekretariat jenderal kementerian Agama RI, Muji Budda’wah, SE., M.E selaku Kasubdit harmonisasi peraturan penganggaran PNBP Ditjen Anggaran, Dyah Ariyanti, SH., MH selaku kepala bidang agama, pendidikan riset dan teknologi kementerian sekretariat negara dan Deriansyah Rizki Siregar, SH, MH selaku kepala sub. bidang agama dan pendidikan kementerian sekretariat negara. Visitasi ini dilakukan guna melihat kesesuaian data yang ada di proposal serta kelayakan STAIN Parepare bertransformasi menjadi IAIN Parepare.
Setiba di kampus STAIN Parepare tim visitasi langsung melakukan peninjauan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di STAIN Parepare seperti laboratorium bahasa. Hanung Cahyono asisten deputi bidang pembangunan Manusia dan Kebudayaan kementerian sekretariat Negara mengatakan tolak ukur penilaian adalah bagaimana konsepnya, rasio dosen dan mahasiswa, serta ketersediaan laboratorium. “Kita akan coba melakukan penilaian lebih lanjut , kita akan melihat bersama dengan kementerian pusat. Kami lihat positif, banyak hal-hal yang sesuai dengan apa yang diusulkan dan apa yang tertulis”, ungkapnya.
Usai melakukan peninjauan fasilitas yang ada di kampus STAIN Parepare, tim visitasi menghadiri Focus Group Discussion di Aula Serbaguna STAIN Parepare. Kegiatan ini dihadiri oleh ketua DPRD Kota Parepare, ketua MUI kota Parepare, tokoh pendidikan, tokoh agama, alumni STAIN Parepare, dan segenap civitas akademik STAIN Parepare.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh perwakilan wali kota parepare, Rusman Rahman selaku asisten I Sekertariat daerah kota Parepare mengatakan transformasi ini sangat penting untuk mengembangkan fasilitas atau pengembangan kajian atau keilmuan yang berbasis Islam. Langkah positif yang harus ditempuh adalah melalui transformasi menjadi IAIN.
Ahmad S. Rustan selaku ketua STAIN Parepare sekaligus moderator dalam menutup Focus Group Diccussion ini berharap “semoga bisa membantu percepatan terbitnya peraturan presiden (PERPRES) setelah melihat beberapa proses yang telah disampaikan”.
Setelah tim vistasi melakukan peninjauan di STAIN Parepare, tim akan melanjutkan visitasi pada 3 kampus yang belum ditinjau. “Yang pertama izin prakarsa secepatnya, karena ini ada 8 STAIN. Ada 3 lagi yang mesti kami kunjungi karena memang rombongan. Semoga bulan ini kami selesai penilaian, yang penting izinnya dari presiden apakah setuju karena ini juga menyangkut beberapa kementerian”, tambah Hanung Cahyono.
Tim visitasi yang berasal dari Jakarta ini terdiri dari beberapa perwakilan kementerian seperti Hanung Bahyono, SH., LL. M asisten Deputi Pengembangan Manusia dan Kebudayaan Kementerian sekretariat Negara, Drs. Afrizal Zen, M.Si selaku kepala Biro Ortala sekretariat jenderal kementerian Agama RI, Muji Budda’wah, SE., M.E selaku Kasubdit harmonisasi peraturan penganggaran PNBP Ditjen Anggaran, Dyah Ariyanti, SH., MH selaku kepala bidang agama, pendidikan riset dan teknologi kementerian sekretariat negara dan Deriansyah Rizki Siregar, SH, MH selaku kepala sub. bidang agama dan pendidikan kementerian sekretariat negara. Visitasi ini dilakukan guna melihat kesesuaian data yang ada di proposal serta kelayakan STAIN Parepare bertransformasi menjadi IAIN Parepare.
Setiba di kampus STAIN Parepare tim visitasi langsung melakukan peninjauan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di STAIN Parepare seperti laboratorium bahasa. Hanung Cahyono asisten deputi bidang pembangunan Manusia dan Kebudayaan kementerian sekretariat Negara mengatakan tolak ukur penilaian adalah bagaimana konsepnya, rasio dosen dan mahasiswa, serta ketersediaan laboratorium. “Kita akan coba melakukan penilaian lebih lanjut , kita akan melihat bersama dengan kementerian pusat. Kami lihat positif, banyak hal-hal yang sesuai dengan apa yang diusulkan dan apa yang tertulis”, ungkapnya.
Usai melakukan peninjauan fasilitas yang ada di kampus STAIN Parepare, tim visitasi menghadiri Focus Group Discussion di Aula Serbaguna STAIN Parepare. Kegiatan ini dihadiri oleh ketua DPRD Kota Parepare, ketua MUI kota Parepare, tokoh pendidikan, tokoh agama, alumni STAIN Parepare, dan segenap civitas akademik STAIN Parepare.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh perwakilan wali kota parepare, Rusman Rahman selaku asisten I Sekertariat daerah kota Parepare mengatakan transformasi ini sangat penting untuk mengembangkan fasilitas atau pengembangan kajian atau keilmuan yang berbasis Islam. Langkah positif yang harus ditempuh adalah melalui transformasi menjadi IAIN.
Ahmad S. Rustan selaku ketua STAIN Parepare sekaligus moderator dalam menutup Focus Group Diccussion ini berharap “semoga bisa membantu percepatan terbitnya peraturan presiden (PERPRES) setelah melihat beberapa proses yang telah disampaikan”.
Setelah tim vistasi melakukan peninjauan di STAIN Parepare, tim akan melanjutkan visitasi pada 3 kampus yang belum ditinjau. “Yang pertama izin prakarsa secepatnya, karena ini ada 8 STAIN. Ada 3 lagi yang mesti kami kunjungi karena memang rombongan. Semoga bulan ini kami selesai penilaian, yang penting izinnya dari presiden apakah setuju karena ini juga menyangkut beberapa kementerian”, tambah Hanung Cahyono.