Nurfadillah Hafid
Mahasiswi Prodi BKI IAIN Parepare
Bullying merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh orang lain maupun kelompok kepada seseorang dengan menyakiti dan mempermalukan seseorang. Bullying dilakukan dengan tujuan untuk membuat korbannya menderita dan tidak berdaya. Bully juga merupakan kekerasan fisik maupun mental yang dimana seseorang atau kelompok melakukan penyerangan atau mengintimidasi korbannya .Kasus Bully sudah sangat merajalela di lingkungan masyarakat umumnya di sekolah yang menimpa anak-anak yang lemah secara fisik dari teman sebayanya.
Mahasiswi Prodi BKI IAIN Parepare
Bullying merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh orang lain maupun kelompok kepada seseorang dengan menyakiti dan mempermalukan seseorang. Bullying dilakukan dengan tujuan untuk membuat korbannya menderita dan tidak berdaya. Bully juga merupakan kekerasan fisik maupun mental yang dimana seseorang atau kelompok melakukan penyerangan atau mengintimidasi korbannya .Kasus Bully sudah sangat merajalela di lingkungan masyarakat umumnya di sekolah yang menimpa anak-anak yang lemah secara fisik dari teman sebayanya.
Di
zaman sekarang ini dimana teknologi sudah sangat canggih sehingga tindakan
bully sangat mudah terjadi dengan cukup menggunakan media sosial untuk
menjatuhkan si korban dengan cara menyebarkan foto atau video yang bersifat
negative tentang korban sehingga membuat korban mengalami gangguan kesehatan
mental seperti depresi, cemas, tidak percaya diri, sulit untuk tidur nyenyak,
ingin menyakiti dirinya sendiri bahkan sampai ingin bunuh diri.
Beberapa
tipe anak yang sering di bully di sekolah biasanya memiliki kondisi fisik
tertentu, anak yang pintar, siswa yang tidak memiliki teman, dan anak yang
kurang mampu. Bullying memiliki efek jangka panjang bagi korban dan pelaku
bullying itu sendiri. Efek yang dirasakan korban yaitu merasa bahwa rasa
percaya diri mereka di rampas. Sedangkan untuk para pelaku bullying efeknya
akan menjadi kebiasaan dan kenikmatan untuk meningkatkan ego mereka . Ketakutan
atau rasa trauma yang di alami korban bully di sekolah akan memicu mereka untuk
putus sekolah. Anak yang menjadi korban bully atau penidasan di sekolah
biasanya akan menunjukkan tanda-tanda yang bisa kita amati misalnya si anak
sering merasa ketakutan untuk kembali ke sekolah, sering mengalami mimpi buruk,
nafsu makan yang turun dan perubahan perilaku. Untuk mengatasi kasus bullying
di perlukan penerapan teori konseling yaitu dengan menggunakan teori konseling
behavior.
Konsep
dasar dari teori behavior adalah prediksi dan control atas perilaku manusia
yang tampak. Perilaku manusia merupakan hasil belajar yang dapat di ubah dengan
mengubah kondisi belajar. Proses konseling membantu individu untuk merubah
perilakunya agar ia mampu memecahkan masalah yang di hadapinya. Dalam pandangan
behavior manusia dapat di bentuk sesuai dengan lingkungannya. Manusia dalam
pandangan behavior adalah efek dari lingkungan yang mempengaruhinya dan itulah
yang membentuk percaya diri pada individu.
Yang
menjadi pusat perhatian utama konselor pada konseling behavior adalah perilaku
yang tampak sehingga dapat terbentuk hubungan yang baik antara konselor dan
klien untuk dapat melihat hubungan antara konselor dan klien kita dapat
memperhatikan dalam proses konseling behavioral. Konseling behavior merupakan
sebuah proses yang membantu individu atau klien untuk belajar memecahkan
masalahnya dan dalam proses pelaksanannya konselor lebih banyak berperan.
Langkah-langlah
yang dilakukan dalam proses konseling behavior antara lain yang pertama
assessment dimana konselor mendorong klien untuk mengemukakan masalah yang di
alaminya. Assessment dilakukan untuk mengidentifikasi tehnik mana yang akan di
pilih dan sesuai dengan tingkah laku yang ingin di ubah. Kedua goal setting
yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Ketiga, tehnik implementasi
yaitu menetunkan dan melaksanakan tehnik konseling yang digunakan untuk
mencapai tingkah laku yang di inginkan yang menjadi tujuan konseling. Keempat,
evalution termination yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan
konseling yang dilaksanakan telah mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan
tujuan konseling. Yang terkahir adalah feed back yaitu memberikan dan
menganalisis umpan balik untuk memperbaiki serta meningkatkan proses konseling.
Tujuan
dilaksanakannya proses konseling ini adalah untuk menghapus atau menghilangkan
tingkah laku yang bermasalah untuk digantikan dengan tingkah laku yang baru
yang di inginkan oleh klien, konselor mampu dan bersedia untuk membantu
mencapai tujuan tersebut, konselor an klien bisa bekerja bersama-sama dalam
menetapkan atau merumuskan tujuan-tujuan khusus dari proses konseling tersebut.
Alternatif
atau solusi untuk mengatasi bullying pada anak di sekolah ada beberapa cara
yang akan dilakukan yaitu dengan cara melakukan sosialisasi untuk menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya kepada kepada semua yang
ada di sekolah mulai dari murid kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, bahkan
orang tua. Sosialisasi dilalukan pada tahap ini agar semua memahami tentang
bully dan dampaknya. Selanjutnya di bangun sistem untuk mencegah dan menangani
kasus bully yang terjadi di sekolah. Dalam tahap ini perlu di kembangkan aturan
dari sekolah yang mendukung agar lingkungan sekolah menjadi aman dan nyaman
bagi semua anak dan mengurangi terjadinya tindakan bullying.
Pada
tahap selanjutnya diharapkan pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap isu
bully tang terjadi di sekolah. Langkah yang perlu di ambil adalah memberikan
pelatihan kepada guru tentang program anti bullying di sekolah sehingga guru
dapat mengembangkan program tersebut di sekolah untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya tindakan bully di sekolah.
Selama
ini sudah ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah bagi pelaku
bullying biasanya hanya memberikan hukuman sanksi dan juga surat panggilan
orang tua guna untuk bekerja sama dalam memberikan penanganan. Tetapi hasil
yang di capai sejauh ini belum maksimal. Karena perubahan sikap dan perilaku
hanya berhenti sementara dan mereka kembali mengulang perbuatannya di lain
hari.
Selanjutnya
salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menghadapi langsung perilaku bully
secara pribadi salah satunya mengajak berbicara dan mempertanyakan tindakannya
terhadap orang lain memberikan arahan dan nasehat kepada pelaku bullying bahwa
apa yang dilakukan itu perbuatan yang tidak baik dan tidak sesuai dengan norma.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah segera mengambil tindakan bila
melihat gelagat bullying atau tindakan bullying seluruh guru dan staf di
sekolah harus menunjukkan sikap peduli mereka kepada semua siswa dan tidak
membiarkan siapapun diperlakukan dengan buruk.
Selain
beberapa tindakan yang telah dilakukan oleh pihak sekolah dan juga konselor
berikut beberapa hal-hal yang bisa dilakukan oang tua kepada anak agar bisa
terhindar dari aksi bullying yang pertama, adalah membangun konsep diri yang
baik yaitu bagaimana anak memandang dirinya, dan anak juga perlu di ajarkan
untuk memiliki pandangan yang baik. Dimana dalam membenuk pandangan diri yang
baik bisa dilakukan dengan menciptakan lingkungan yag suportif dalam keluarga
misalnya, orang tua tidak sering menyalahkan anak karna itu bisa merusak konsep
diri mereka. Kedua, membangun rasa empati pada diri anak ini juga bisa mencegah
anak menjadi pelaku bullying maka dari itu orang tua harus sering mengajak anak
untuk melihat orang-orang yang memiliki kondisi kehidupan yang lebih sulit
serta mengajarkan anak-anak untuk mau berbagi dan yang terakhir adalah
memberikan dukungan penuh kepada anak dan terus menekankan kepada anak bahwa
mereka akan terus mendukung sang anak apapun kondisinya.