Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Teori Client Centered

Jumat, 26 Juni 2020 | 6/26/2020 07:21:00 AM WIB | 0 Views Last Updated 2020-06-25T23:34:24Z

Fahruddin Syahrul
Mahasiswa Prodi BKI IAIN Parepare

Pada Tahun 2019 terjadi wabah penyakit pertama kali yang muncul di Negeri Wuhan China yang di sebut dengan covid-19 yang sekarang menjadi wabah penyakit yang tersebar di seluruh Dunia termasuk di Indonesia, persebaran covi-19 di Indonesia pada tanggal 24 Juni 2020 mencapai angka masyarakat yang terpapar covid-19 sebanyak 49.009 orang. Angka ini semakin hari semakin bertambah sejak diberlakukannya New normal, hal ini sepertinya akan menambah kepanikan di kalangan masyarakat.

            Dalam hal ini teori Client Centered bisa menjadi hal yang bisa mengurangi kepanikan masyarakat sebab Client Centered adalah salah satu teori dalam konseling yang berfokus pada klien untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Kenapa penulis merekomendasikan teoritersebut sebab banyak dari masyarakat. Dalam teori Client Centered berasumsi bahwa  Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam hidupnya yang terkait dengan tekanan dan kecemasan yang Ia rasakan.Keadaan masyarakat saat ini yang menjalani kehidupan baru yang di sebut new normal, apa itu new normal? New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun tetap mengikuti tatanan protokol kesehatan  sepertinya sangat membutuhkan hal yang bisa mengurangi stres ataupun pola fikir yang tidak rasional.

Client Centered adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Individu yang dikatakan sehat adalah yang dirinya dapat berkembang penuh (the fully functioning self),
Manusia dalam pandangan Rogers adalah bersifat positif. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki dorongan untuk selalu bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan memiliki kebaikan pada inti terdalam tanpa perlu mengendalikan dorongan-dorongan agresifnya. Filosofi tentang manusia ini berimplikasi dalam praktek terapi client centered dimana terapis meletakan tanggung jawab proses terapi pada client, bukan terapis yang memiliki otoritas. Client diposisikan untuk memiliki kesnggupan-kesangguapan dalam membuat keputusan.

Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan. Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri.

Terapi berpusat pada klien (Client Centered Teraphy) merupakan salah satu teknik alternatif dalam praktik pekerjaan sosial, terutama bagi terapis yang tidak begitu menguasai secara baik beberapa teori dan praktik pekerjaan sosial, walaupun begitu bukan berarti tanpa tantangan dan keahlian yang spesific. Beberapa teori dan praktik pekerjaan yang bersifat dasar tetap menjadi kebutuhan mutlak dalam teknik terapi ini. Tulisan ini akan berusaha menjelaskan tentang latarbelakang historis terapi client centered, beberapa asumsi dasar, prinsip, tujuan dan teknik serta proses terapi client centered.

Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri namun banyak yang tidak mengetahui apa yang akan dilakukan, fenomena ini menjadi peran penting bagi konselor dalam memberikan penanganan terkait hal tersebut apalagi pada kondisi sekarang yang tidak memungkinkan untuk berfikir secara rasional. Manusia juga dikatakan sebagai fitrah atau suci. Fitrah dalam psikologi beranggapan bahwa sesuatu yang netral pada jiwa atau sesuai kata hati dan tidak terikat serta tertahan oleh keinginan atau keperluan duniawi dan berlapang dada serta hati yang tentram dan tenang, fitrah menurut psikologi hanya punya satu tujuan yaitu selalu ingin kembali kepada Tuhan Penciptanya.

Hadist riwayat Bukhari muslim :  

Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan mempunyai fitrah. Dan ibu bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majus.

Hadist ini mejelaskan bahwa setiap manusia yang terlahir di dunia memiliki fitrah yang sama dan setiap manusia memiliki kemampuan yang sama. Namun pemikiran yang berbeda-beda membuat banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan permasalahanannya apalagi kegiatan yang mengganggu fikiran sehingga sebagian orang mengalami stres dan cemas.

Pandemi covid-19 merubah tatanan masyarakat bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia. Pada bebeapa bulan yang lalu guna mencegah penyebaran virus corona meluias ke banyak masyarakat, akhirnya di imbau untuk kerja dan beraktivitas di rumah. Baik sekolah maupun beribadah dilaksanakan di rumah.Pada saat ini hampir semua lapisan masyarakat dari berbagai negara di larang untuk beraktivitas di luar rumah.            

Perubahan yang signifikan ini berdampak pada banyak sektor, pasalnya berubahnya aktivitas masyarakat tersebut membuat melemahnya sistem ekonomi dan tatanan sosial saat ini. Seiring berjalannya waktu melihat kondisi yang terjadi sekarang dan melemahnya sistem perekonomian yang terjadi sehingga sebagian negara melonggarkan aturan yang hanya beraktivitas di rumah saja, teori client centered sangat berperan untuk bagaiamana setiap masyarakat dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasanya.

×
Berita Terbaru Update