Humas IAIN Parepare--- Tim Hisab dan Rukyat Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare mengeluarkan jadwal imsakiyah Ramadhan 2019 M/1440 H. Inisiasi penerbitan jadwal Imsakiyah dilakukan karena muncul keluhan masyarakat yang menganggap waktu buka puasa agak janggal karena sepertinya azan Magrib sebelum matahari benar-benar terbenam. Ketua Tim Hisab dan Rukyat Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare, Dr. KH. Agus Muchsin, M.Ag., menjelaskan hal tersebut, ketika dikonfirmasi di ruangan kerjanya, Kamis, 9 Mei.
“Kami memperoleh
masukan dari beberapa rekan dan masyarakat umum yang ragu terhadap jadwal buka
puasa pada awal ramadhan. Mereka meminta kami untuk melakukan riset dan
menentukan Imsakiyah Ramadhan,” terang Agus Muchsin memberi konfirmasi. Agus Muchsin
yang juga ulama/muballig terkemuka di Sulawesi Selatan mengatakan sebagai orang
yang memiliki kompetensi dan kewenangan dalam bidang ilmu falak, maka saya
bersama tim Hisab dan Rukyat Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN
Parepare merespon keluhan masyarakat terhadap kecenderungan cepatnya waktu buka
puasa pada awal ramadhan.
Melalui tim ahli bidang
ilmu Falak yang dikoordinir oleh Abd. Karim Faiz, S.H.I, kami melakukan kajian
dan riset lapangan. Hasilnya, kami menemukan terjadinya perbedaan jadwal
Imsakiyah antar daerah (kabupaten/kota) di Sulawesi Selatan. Artinya, jadwal
imsakiyah yang ditentukan dan dikeluarkan di Makassar, tidak bisa diberlakukan
di daerah lain, seperti kota Parepare dan sekitarnya. Ada selisih rentang
waktu, sekitar 3 menit pada setiap kabupaten. Perbedaan itu terjadi karena
adanya ketidaksamaan titik koordinat antar satu kabupaten dengan kabupaten
lain.
Untuk wilayah kota Parepare, titik koordinat berada pada 1190 391 49.43” BT / 40 11 28.74” LS. Hasil perhitungan yang menggunakan metode hisab menemukan selisih rentang waktu antara kota Parepare dengan daerah sekitar. Misalnya untuk kabupaten Barru ada selisih -1 menit, kabupaten Sidrap -1 menit, kabupaten Pinrang +1 menit, dan kabupaten Enrekang +1 menit. Titik koordinat kota Parepare berbeda dengan titik koordinat kota Makassar sehingga bisa dipastikan jadwal Imsakiyah Ramadhan juga berbeda.
Berdasarkan adanya
perbedaan titik koordinat setiap kabupaten, maka seharusnya pemerintah daerah
harus mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan perhitungan waktu di
daerahnya masing-masing. Hal itu penting dilakukan, agar umat Islam yang
menjalankan ibadah puasa dapat menyegerakan waktu buka puasa dan memperlambat
sahurnya tapi tidak kebablasan. Langkah itu memungkinkan dilakukan seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat.
Dalam kaitan tersebut, Wakil Dekan bidang AKK Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam yang juga menjadi tim ahli/pakar ilmu falak, Budiman mengatakan bahwa pihaknya sebagai lembaga Perguruan Tinggi Islam telah menyiapkan dan mengembangkan pusat hisab dan rukyat di kota Parepare. “Jadi selain Makassar, IAIN Parepare akan menjadi pusat hisab dan rukyat di Sulawesi Selatan. Kami telah memiliki sarana, teknologi, dan ahli/pakar bidang ilmu falak yang ditunjang dengan posisi kami yang berada di atas ketinggian dengan hamparan laut secara langsung. Kondisi ini sangat mendukung kegiatan riset lapangan,” papar Budiman.
“Kami telah membentuk lembaga Pusat Hisab dan
Rukyat. Melalui lembaga ini, Parepare akan menjadi salah satu tempat untuk
melihat hilal dalam penentuan 1 ramadhan nantinya. Bukan itu saja, lembaga ini juga
akan fokus pada program penentuan dan pengukuran arah kiblat, lokasi kuburan,
lokasi masjid dan masjid yg sudah dibangun. Insyaallah kami akan memberikan
pelayanan dan membantu masyarakat yang membutuhan perihal tersebut,” kata Budiman
saat ditemui.
Sementara Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Islam, Muliati mengatakan apa yang dilakukan Tim Hisab
dan Rukyat merupakan wujud pengabdian dan tanggung jawab keilmuan dan
kelembagaan sebagai perguruan tinggi Islam. “Kami akan memberikan kontribusi
positif kepada masyarakat sebagai wujud pengabdian dan tanggung jawab akademik.
Jadwal imsakiyah ini diharapkan dapat menjawab keraguan masyarakat yang sedang
melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.” ujar Dekan perempuan pertama di IAIN
Parepare. (s.s).