IAIN Parepare --- Peristiwa ledakan bom yang terjadi di tiga titik di Surabaya menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat Indonesia khususnya di kalangan masyarakat kota Parepare. Peledakan bom bunuh diri merupakan tindakan melanggar nilai kemanusiaan dan mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia.
Dr. Ahmad Sultra Rustan selaku Rektor IAIN Parepare mengatakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare secara khusus dan alim ulama secara umum menolak keras tindakan terorisme. Sebagai bentuk keprihatinan terhadap peristiwa ledakan bom yang terjadi di Surabaya (13/05), Dr. Ahmad Sultra Rustan bersama para alim ulama se-kota Parepare menyatakan deklarasi menolak terorisme dalam kegiatan temu Alim Ulama dan Orientasi Muballigh/Muballighah (14/05).
"Kami dari alim ulama muballigh dan muballigha kota Parepare menolak terorisme, radikalisme dan NKRI harga mati", pimpin Ahmad Sultra Rustan dalam deklarasi tersebut.
Lebih lanjut ia mengingatkan agar berhati-hati dalam menyebarkan infomasi serta berharap agar para muballigh dan muballigha memanfaatkan teknologi dalam rangka untuk menyejukkan dan mencerahkan bukan memecah bangsa. "Mereka selalu menggunakan slogan-slogan agama, menggunakan atribut agama tapi kalau kita melihat pesan-pesan isinya itu hanya untuk memecah umat bangsa. Kalau kita dapat informasi, saya harap kita bertabayyun terlebih dahulu," harap Ahmad Sultra Rustan, Rektor IAIN Parepare.
Dr. Ahmad Sultra Rustan selaku Rektor IAIN Parepare mengatakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare secara khusus dan alim ulama secara umum menolak keras tindakan terorisme. Sebagai bentuk keprihatinan terhadap peristiwa ledakan bom yang terjadi di Surabaya (13/05), Dr. Ahmad Sultra Rustan bersama para alim ulama se-kota Parepare menyatakan deklarasi menolak terorisme dalam kegiatan temu Alim Ulama dan Orientasi Muballigh/Muballighah (14/05).
"Kami dari alim ulama muballigh dan muballigha kota Parepare menolak terorisme, radikalisme dan NKRI harga mati", pimpin Ahmad Sultra Rustan dalam deklarasi tersebut.
Lebih lanjut ia mengingatkan agar berhati-hati dalam menyebarkan infomasi serta berharap agar para muballigh dan muballigha memanfaatkan teknologi dalam rangka untuk menyejukkan dan mencerahkan bukan memecah bangsa. "Mereka selalu menggunakan slogan-slogan agama, menggunakan atribut agama tapi kalau kita melihat pesan-pesan isinya itu hanya untuk memecah umat bangsa. Kalau kita dapat informasi, saya harap kita bertabayyun terlebih dahulu," harap Ahmad Sultra Rustan, Rektor IAIN Parepare.