FUAD IAIN PAREPARE- “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Kalimat dari Pramoedya Ananta Toer ini menjadi motivasi untuk menuliskan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Salah satu cara untuk mendorong mahasiswa Jurnalistik Islam untuk bisa aktif menulis, Literacy Club Prodi Jurnalistik Islam mengadakan In House Training dengan tema "Mengembangkan Potensi Jurnalis di Era Digital" di ruang ex Seminar Pascasarjana, Sabtu (4/5)
Literacy Club mewadahi kreatifitas mahasiswa di bidang penulisan, baik penulisan dalam bidang jurnalistik, maupun artikel. " Kegiatan ini bertujuan mengembangkan potensi mahasiswa, Jurnalistik Islam," ujar Ketua Literacy Club Sunarti. "Tantangan Jurnalistik saat ini semua orang bisa membuat berita, memiliki kamera kemudian memasukkan ke media sosial. "Setelah kegiatan ini, mahasiswa mampu membuat rilis berita, foto dan caption berita kemudian disebarkan melalui media sosial ataupun blog pribadi," tutur Kaprodi Jurnalistik Islam Dr Muhammad Qadaruddin. "Literasy club tidak bisa melakukan kegiatan besar tanpa dukungan mahasiswa, literacy club bukan untuk menyaingi Hima Prodi, sebab Hima Prodi memiliki anggaran tersendiri jika digabungkan akan menyulitkan pelaporan, jadi adanya literacy club semata-mata bertujuan mahasiswa memiliki banyak wadah untuk menggali potensi mahasiswa," tambahnya.
Materi In House Training, diantaranya Jurnalistik dalam perspektif Islam oleh Dr H Abd Halim K, M.A, Teknik Penulisan Berita dan Siaran Pers dibawakan Hairil, M.Pd, Fotografi dan Penulisan Caption oleh Mifda Hilmiyah, dan Pembuatan Vlog dijelaskan oleh Yuniarti, S.Sos.
Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Dr H Abd Halim K, M.A menyampaikan kepada mahasiswa Jurnalistik Islam untuk menguasai Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Mahasiswa Jurnalistik Islam lebih kreatif dan menyampaikan berita harus membedakan berita benar dan berita bohong. Bukan hanya kebenaran, mahasiswa jurnalistik juga menguasai ayat dan hadis yang terkait dengan Jurnalistik. Misalnya Surah Al-Hujurat ayat 6 yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa ketika berita yang dibaca harus dianalisis kebenarannya dan mahasiswa dapat memahami ayat tersebut. "Semoga kegiatan ini menjadi bekal bagi mahasiswa sesuai bidang Jurnalistik Islam," tutup Dr H Abd Halim K, M.A. (mif)