Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perempuan Karir atau Perempuan Rumah tangga?

Selasa, 21 April 2020 | 4/21/2020 10:40:00 AM WIB | 0 Views Last Updated 2020-04-21T02:47:25Z
Fitriani
Mahasiswi Prodi BKI IAIN Parepare


Apakah perempuan hanya pantas dikatakan cuman bisa mengurus pekerjaan rumah tangga saja? Hanya karena dia lemah, manja dan bahkan sangat mementingkan perasaannya. Apakah perempuan tidak pantas untuk belajar dan hanya mengikuti perintah laki-lakinya yang berpendidikan? Padahal sebenarnya kita semua tau bahwa perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak.

Perlu kita telaah terlebih dahulu tentang perempuan. Perempuan adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Sebagaimana sifatnya yang jamaliyah atau kasih sayang. Makhluk yang dilambangkan sebagai kecantikan, kelembutan, serta kasih dan sayang. Perempuan yang menjadi pasangan bagi laki-laki. Tulang rusuk bagi kaum adam. Dan lingkungan pertama bagi anak-anaknya.

Perempuan diibaratkan sebagai bunga yang tumbuh mekar di taman bunga. Namun, jika bunga itu tidak disiram dan dirawat dengan sepenuh hati. Maka bunga tersebut akan layu. Begitu pula dengan perempuan. Dia akan menjadi bunga-bunga yang indah menghiasi rumah jika dijaga dan di perlakukan selayaknya perempuan. Namun jika dia direndahkan dan tidak ada kasih sayang didalamnya. Maka dia akan layu selayu bunga tanpa air.

Sebagaimana dalam HR. Muslim no.1467
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.
"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah" (HR. Muslim no 1467)
Selain itu, perempuan memiliki peran penting dalam mengasuh anaknya. Hasil riset mengungkapkan bahwa IQ seorang anak dipengaruhi sebagian besar dari gen ibunya, sebagian lagi dari ayahnya.  Dian Sastro mengatakan bahwa “Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang perempuan wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas”. Hal ini membuktikan bahwa seorang ibu akan mewariskan kecerdasan pada anaknya. Karena ibu adalah madrasa pertama bagi anak-anaknya. Dan sebagian lagi dari ayahnya.

Di era 4.0 ini, perempuan sudah jauh meningkat pesat dari era sebelumnya. Melihat perempuan sekarang yang juga bisa menempuh pendidikan. Menciptakan kesetaraan gender meski tidak sepenuhnya. Perempuan pencipta benih-benih pelanjut tonggak estafet peradaban.  Rahimnya menjadi lambang kesempurnaan.

Terbukti dari banyaknya perempuan di zaman sekarang yang menitih karir. Contohnya saja dokter, guru, maupun konselor perempuan. Karena ada saat dimana dokter laki-laki tidak dapat mengatasi atau mendapati batasan-batasannya. Begitu pula dengan seorang konselor laki-laki yang memiliki klien seorang perempuan. Akan berpotensi menciptakan rasa yang tidak seharusnya seperti rasa ketidak nyamanan atau bahkan rasa suka. Disitu konselor perempuan sangat dibutuhkan demi kelancaran proses konseling.

Perempuan tidaklah pantas dihina selayaknya hewan. Jika diibaratkan posisi perempuan tidaklah berada di kaki (keset) yang dengan seenaknya dihina, dimaki serta direndahkan. Bukanlah pula selayaknya mahkota yang dijunjung tinggi membawahi koadratnya. Bukan didepannya yang malah menjadi imam bagi suaminya. Atau malah di belakangnya yang tak pernah nampak oleh laki-lakinya. Tapi perempuan sepantasnya disamping laki-laki sebagaimana penciptaannya dari tulang rusuk nabi adam. Di samping dan saling menghargai.

Selamat Hari RA. Kartini
×
Berita Terbaru Update